kleptomania

Jumat, 11 September 2009

Klepto adalah pencuri atau sama dengan tangan panjang, itu yang terlintas pertama kali di otak saya ketika bersinggungan dengan kata “klepto”. Dikatakan pencuri karena gemar mencuri barang-barang orang lain. Tetapi konteksnya berbeda karena klepto ini bisa dikatakan sebagai penyakit psikologi atau kejiwaan. Mereka melakukannya karena ada dorongan dari otaknya untuk mencuri, untuk membuktikan bahwa mereka bisa mencuri barang itu tanpa diketahui oleh siapapun. Kleptomania bisa saja bermula dari seorang pencuri biasa lalu menjadi sangat ketagihan dan menjadikan dirinya seorang kleptomania atau rasa selalu ingin mencuri secara terus-menerus dan ada juga yang memang mereka memiliki keturunan seorang kleptomania. Ini beberapa faktor-faktor yang memprngaruhi antara lain yaitu faktor lingkungan, faktor agama dan pendidikan, faktor materi, dan bahkan faktor keturunan.

Salah satu keahlian para kleptomania ini adalah mereka pintar menutup-nutupi perbuatan mereka. Mereka menutup-nutupi dengan 1000 macam alasan atau mengelak dari semua tuduhan yang diberikan padanya.

Kleptomania juga terkadang mencuri hanya untuk sekedar pelampiasan saja. Padahal dia tahu kalau sebenarnya mencuri itu termasuk perbuatan kriminal dan mereka juga tahu kalau barang-barang yang mereka curi itu terkadang tidak ada manfaatnya.

Sifat dari kleptomania ini sedikit unik karena para kleptomania ini setelah mereka mencuri barang-barang yang unik/barang-barang yang ada di pikirannya, mereka tidak menggunakan atau memanfaatkan barang tersebut bahkan di buang begitu saja setelah mereka mencurinya. ini dikarnakan para kleptomania hanya sebagai tanda kebahagiaan kalau mereka bisa mencuri tanpa sepengetahuan siapapun

Faktor-faktor ynag mempengaruhi rasa ingin mencuri dan menjadikan dirinya sebagai kleptomania :

Faktor lingkungan
Lingkungan mempengaruhi sifat-sifat timbulnya sikap ingin mencuri contohnya saja dia berada di lingkungan yang banyak akan klepto dan iya menjadi terdorong untuk menjadi seorang kleptomania juga karena secara alamiah dia ikut terbawa jika pengatahuan tentang akhlak- akhlak norma-norma baiknya kurang.

Faktor agama dan pendidikan
Faktor pendidikan sejak dini tentang akhlak yang baik dan buruk. Penanaman akhlak yang baik harus lah ditanam sejak dini karena itu menentukan masa depan sang anak juga. Mungkin saja beberapa dari kleptomania itu tidak memiliki pendidikan akhlak yang tidak cukup luas yang mengakibatkan dia menjadi seorang kleptomania.

Faktor materi
Penyakit ini juga didukung oleh adanya kesenjangan sosial rasa iri cukup besar. Misalkan karen atidak mampu membeli akhirnya dia mencuri itu merupakan sebab akibatnya seseorang menjadi kleptomania karena faktor materi (kesenjangan sosial).

Faktor keturunan
Ada beberapa klepto memiliki sosiallitas yang tinggi atau bisa dibilang mapan/berada berarti ini bukanlah faktor materi. Karena beberapa yang sudah pernah saya baca bahwa ada beberapa klepto itu adalah anak orang kaya atau berada namun diketahui bahwa iya pernah memiliki keturunan yang tenyata misalkan kakek buyutnya seorang kleptomania dan darah kakeknya menular ke sang cucu. Ini membuktikan bahwa kleptomania ini merupakan faktor keturunan.
Cara menanggulangi seorang kleptomania:
Penanaman akhlak yang baik sejak dini itu sangat baik. Bahwa mencuri itu memang perbuatan yang tidak baik, Mengungkap motif apa yang menyebabkan dia bisa menjadi seorang kleptomania, Jika anda masih kurang meyakinkan Psikeater juga bisa menjadi alternatif untuk merubah sikap seorang keptomania, Mengenali pergaulannya, mencukupi kebutuhannya, dan memberi perhatian yang cukup. Jadi sesungguhnya bahwa pendidikan, agama sejak dini, dan peranan orang tua sebagai pengayom kehidupan yang baik sangatlah berpengaruh sebagai contoh teladan kehidupan yang baik.

NB : Lawan dari keptomania adalah kleptophobia yaitu dimana seseorang sangat menjaga barang-barang yang dia punya karena dia sangat takut akan kehilangan bareng tersebut, sangat takut di curi oleh kleptomania.

there some think wrong with ester (orphan)

Selasa, 08 September 2009

waw.. amazing ni film. seorang anak bertubuh kecil yang menyerupai anak berumur sembilan (9) tahun memiliki jiwa monster di dalamnya. Saya ngengira ketika melihat awal dari film ini (Ester), memiliki kepribadian ganda. Kepribadian ganda merupakan penyakit phisikologis yang bisa disebabkan oleh ganguan kejiwaan karena faktor lingkungan, tromatis yang buruk, dan lain-lain.

kembali ke film ini "Orphan" anak ini (Ester) bukanlah anak berumur sembilan (9) melaikan seorang wanita dewasa yang memilliki kelainan pada dirinya. kelainan ini diakibatkan oleh penyakit langka yang perbandingannya hampir 1 : 1 jt. karena penyakit ini membuat Ester menjadi tidak berkembang secara sempurna dan badanya utuh seperti anak yang ber umur sembilan (9) tahun. Ester menyamar menjadi anak berumur sembilan (9) tahun. Ester, anak yang terbiasa tinggal di panti asuhan ini selalu berpindah tempat karena ketika ia di asuh oleh orang tua angkatnya dia selalu mencoba membunuh keluarga barunya. Ester pun akhirnya diasuh oleh satu (1) keluarga bahagia dengan orang tua dan dua (2) orang adiknya, keluarga ini berfikir jika menghadirkan satu (1) orang baru di dalam rumahnya akan memberikan kebahagiaan baru di dalam keluarganya yang menjadi kelam akibat meninggalnya sang anak bungsu ketika di dalam rahim. namun untuk yang kali ini berbeda. Di dalam filmnya diceritakan bahwa Ester gagal untuk merebut hati sang ayah dan Ester pun mati dalam perkelahian dengan ibu angkatnya.

and that what i saw today

mainan baru

Minggu, 06 September 2009

dear Samantha

"Heii kamu tahu bahwa aku dan ayah ku sedang mencarikan rekan baru untuk mu?"
Itu ekspresi pertama saya ketika ayah saya bilang mau di cariin lensa tele baru. Mahal? pasti. Saya rada mau terima-terima enggak terima. Bukannya saya sombong yah soalnya udah begitu banyak dana yang orang tua saya keluarkan mulai dari kamera itu sendiri, laptop, motor, biaya saya kuliah dan lain-lain. Tapi gak mungkin kan saya menolak tawaran ayah saya? dan itu pun barang dambaan saya semenjak saya punya kamera DSLR. Mana mungkin barang yang paling saya inginkan selama enam bulan ini saya tolak. ckckck memang manusia ini tidak pernah puasakan apa yang di dapat.

"special thanks to Daddy karena ngerti apa yang sedang saya inginkan"

big smille for all of parents in the world

melupakan sikap SMA untuk masuk ke masa PERKULIAHAN

Jumat, 04 September 2009

Awal masuk gak yakin nih saya yang orang'a terbilang g bisa beradaptasi dengan baik bisa menjadi PD ketika saya bisa ketemu sama orang-orang baru. Ternyata berbeda apa yang saya pikirkan syukur allhamdullilah saya punya teman-teman yang baik. Mereka teman sekelompok saya. Pada awalnya kita sama-sama cangung, wah bingung nih reaksi apa yang mereka lakukan ketika saya memberikan aksi seperti saya SMA dulu bersama teman-teman saya. Ternyata pikiran saya salah. Mereka merespon dengan baik. Tapi di sini saya mencoba sedikit menyimpan terlebih dahulu sikap saya yang dulu yang suka cengengesan, ketawa-ketiwi gak jelas, main terus, boros dan lain-lainnya. Biasa jaga image terlebih dahulu saat-saat ini. Tetapi ketika mereka sudah tahu saya yang sebenarnya baru saya mulai beraksi.

Saya juga mendapat kelas yang seluruh anak muritnya aktif sekali, saya sampai malu seperti saya sendiri gitu yang kurang aktif. Untungnya juga sistem pembelajarannya tidak seperti saya di SMA yang masih di cekokin istilahnya jadi tidak ada masalah jika saya tidak terlalu aktif di kelas. Kata dosennya yang penting saya ngerti dan saya aktif dalam hal mengerjakan tugas dan sebagainya

Di sini saya belajar gimana caranya untuk beradaptasi mengenal hal baru yang kalau dipikir-pikir rasanya gak mungkin saya PD menghadapi semua yang baru ini. Jadi kalau mau PD sesuatu yang baru itu jangan di jadikan ambatan untuk kita itu yang membuat kita negrasa gak PD, Malu dan sebagainya. Kalau mau MAJU kenapa mesti malu toh itu bisa kita jadikan pembelajaran kok